Rabu, 08 Juni 2011

Misteri Pesonamu

Menulis berlembar-lembar atas rasa yang tertimbun lara 
saat mentari terbit sampai  tenggelam debarnya tetap setia
saat mendung dan terang wajahnya terus lekat di pelupuk mata
entah sampai kapan, tak ada tanya tuntas terjawab
mendatangi hati yang sendiri, berdiri di atas perahu takdir yang penuh misteri
membiarkan angin membelai ujung rambut nun panjang terurai
menyembunyikan airmata  terburai
ah, hujan ... mengapa bulirnya  meluncur helai demi helai
bukan tangan kokohnya lembut membelai

Membacanya bertahun-tahun kemudian
tak ada tulisan yang tertinggal untuk dikenang
kecuali satu, di sudut hati yang nyaris beku
: tetap merindu

Mengapa sekuat itu pesonamu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar