Minggu, 12 Juni 2011

Sapa untuk Ayah

Rinduku tersangkut di sela-sela perdu yang merimbun di pusaramu
tulisan nama di nisan itu sebagian terhapus waktu

duh ayah, lebih tigapuluh tahun hadirmu kutunggu di mimpiku
mengajak keliling kota naik vespa seperti dulu
bercerita tentang harapanmu tentang aku
dengan mata bercahaya dan wajah penuh cinta

siang ini, ayah, sunyi pekuburan mewakili sunyinya hati
tak ada air selain bening dari pipi
yang membasuh debu
di nisanmu

Lebih tigapuluh tahun kurindukan genggaman tanganmu
yang membimbing dan mengangkat tubuhku
ke sadel boncengan vespa abu-abu itu
erat tanganku berpegangan sambil terpejam bersender dipunggungmu

Begitu saja kenangan lalu lalang, menemani sebaris doa yang kubisikkan pelan
bersama titipan salam dan rindu, dari anak-anakmu di seberang

:Ayah, tak pernah usai rinduku
 tak pernah putus doaku
apakah ayah juga masih ingat aku?

Jakarta, Feb 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar